Rabu, 04 April 2012

MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM



PENDAHULUAN

          Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan misterius karena semakin dikaji semakin terungkap betapa banyak hal-hal mengenai manusia yang belum terungkapkan. Dan dikatakan menarik karena manusia sebagai subjek sekaligius sebagai objek kajian yang tiada henti-hentinya terus dilakukan manusia khususnya para ilmuwan. Oleh karena itu ia telah menjadi sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya.

            Para ahli telah mengkaji manusia menurut bidang studinya masing-masing, tetapi sampai sekarang para ahli masih belum mencapai kata sepakat tentang manusia. Ini terbukti dari banyaknya penamaan manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo ecominicus (manusia ekonomi) yang kadangkala disebut economic animal (binatang ekonomi), Al-insanu hayawanun nathiq (manusia adalah hewan yang berkata-kata) dan sebagainya.

            Al-Qur'an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang (animal) selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya. Namun, kalau manusia tidak mempergunakan akal dan berbagai potensi pemberian Tuhan yang sangat tinggi nilainya yakni pemikiran (rasio), kalbu, jiwa, raga, serta panca indera secara baik dan benar, ia akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan. Dan bagaimanakah hakikat manusia menurut islam? InsyaAllah kami akan membahas masalah tersebut.


HAKIKAT DAN MARTABAT MANUSIA DALAM ISLAM

            Tentunya orang bertanya, Apa hakikat manusia menurut Islam? Seindah manakah manusia digambarkan dalam pandangan islam? Apakah mereka ada dengan sendirinya, lalu kemanakah mereka akan pergi? Untuk apa sebenarnya mereka hidup?

            Beberapa Definisi Manusia :

1.      Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
2.      Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.

3.      Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

            Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al-Quran surat al-'Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan Tuhan dari segumpal darah; Al-Quran surat al-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah; Al-Quran surat al-Rahman ayat 3 menjelaskan bahwa Al-Rahman (Allah) itulah yang menciptakan manusia. Masih banyak sekali ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.

            Manusia itu diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna dan bagus, dan manusia diciptakan sebagai kholifah Allah di Bumi, dan telah dijadikan Bumi seisinya untuk tunduk kepada manusia. Allah Befirman :

"Sungguh Kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna" (At Tiin :4)

Hakikat Manusia

            Hakikat Manusia adalah mahluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah mahluk yang sempurna , ada juga yang menyebutnya mahluk paling cerdas. Dan kesemuanya itu menunjuk hakikat manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya.Namun kadang tanpa sadar kita menganggap diri kita tak lebih lemah dari anak burung yang mengharap makan pun dari induknya. Padahal tahu kah kita?? bahwa hakikat manusia adalah mahluk yang terkuat, mahluk yang sempurna dan mahluk yang cerdas.

1.      Hakikat Manusia adalah Mahluk yang Kuat

            Kenapa di sebut mahluk yang kuat? membicarakan hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia dicipta dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti ikan.Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan.Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara.Sedangkan binatang bergerak diruang yang ter batas.Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.

            Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainnya.

2.      
·         TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
           
            Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56 bahwasannya:”Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk mengabdi kepadanya”. Mengabdi dalam bentuk apa? ibadah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum dalam Al-qur’an



Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku..”
           
Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam beribu-ribu macam bentuk dimulai dari hal yang paling kecil menuju kepada hal yang paling besar dengan berdasarkan dan berpegang kepada Al-qur’an dan hadist didalam menjalankannya.Begitupun sebaliknya dengan larangan-larangannya yang seakan terimajinasi sangat indah dalam pikiran manusia namun sebenarnya balasan dari itu adalah neraka yang sangat menyeramkan,sangat disayangkan bagi mereka yang terjerumus kedalamnya.

            Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu sangatlah susah sedangkan menuju neraka itu sangatlah mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia dari zaman dahulu hingga sekarang,semua memilih dan berharap akan mendapatkan surga,namun masih banyak sekali orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah bahkan mereka lebih tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-larangannya.Sehingga mereka bertolak belakang dari fitrahnya sebagai manusia hamba Allah yang ditugasi untuk beribadah.Oleh karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.



KELEBIHAN MANUSIA DARI MAKHLUK LAINNYA, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM ISLAM

            Manusia pada hakikatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran.

            Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan unsur rohani (mencakup hati dan akal, keduanya bukan materi) yang dimiliki manusia dibanding dengan mahluk lain. Rohani yaitu unsur manusia yang tidak kasatmata, yang menjadikan jasmani menjadi manusia yang hidup. Dalam buku yag ditulis Barmawie Umary, rohani terdiri dari:

1.      Akal = dengannya manusia yang lemah bisa mengendalikan kehidupannya di dunia. Berkat akal pula kehidupan manusia bisa jadi lebih mudah.Apa yang ada dihadapan anda sekarang ini adalah bukti kemampuan yang dikaruniakan Allah hanya kepada manusia, yaitu akal. Dengan Akal pulalah perbedaan antara hewan dan manusia sangat mencolok.

2.      Nafsu = adalah suatu bagian rohani yang dimiliki manusia untuk berkehendak atau berkeinginan. Tanpa nafsu barangkali takkan ada kemajuan dalam hidup manusia. Akan tetapi seringkali nafsu mengalahkan hati dan akal sehingga yang terjadi adalah kerusakan. Masih dari buku karya Barmawie, tersebut bahwa nafsu dikategorikan menjadi
    • Nafsul Ammarah : Yaitu jiwa yang belum mampu membedakan yang baik dan buruk, lebih mendorong kepada tindakan yang tidak patut.
    • Nafsul Lawwamah :Yaitu jiwa yang telah memiliki rasa insaf dan menyesal setelah melakukan suatu pelanggaran, malu perbuatan buruknya diketahui orang lain an tetapi belum mampu untuk menghentikan tindakanya
    • Nafsul Musawwalah : Jiwa yang telah bisa membedakan yang baik dan buruk, telah bisa menggunakan akalnya untuk menimbang mana yang baik dan mana yang buruk.
    • Nafsul Muthmainnah : Yaitu jiwa yang telah mendapat tuntunan dan terpelihara sehingga mendatangkan ketenangan jiwa. Dengan jiwa ini akan melahirkan sikap dan perbuatan yang baik dan membentengi kekejian
    • Nafsu Mulhamah : Adalah jiwa yang memperoleh ilham dari Allah SWt dikarunia ilmu dan dihiasi Akhlak Mahmudah.
    • Nafsu Raadliyah : Yaitu jiwa yang ridho kepada Allah, selalu bersyukur kepadaNya.
    • Nafsu Mardliyah : Yaitu jiwa yang diridhoi Allah
    • Nafsu Kaamilah : Yaitu jiwa yang telah sempurna
3.      Qolbu(hati) = Dari hatilah segala kepribadian manusia muncul. Apabila hati selalu dibina secara baik sesuai Syari'at maka manusia akan berakhak mulia. Akan tetapi seringkali kekuasaan hati tertutupi oleh kekuasaan nafsu, apalagi dengan ditambah bisikan-bisikan syetan, sehingga yang muncul bukanlah cahaya Ilahi akan tetapi bisikan syetan. Oleh karenanya hati harus selalu disirami tuntunan Islam dengan selalu berzdikir kepada Allah. Dalam menjaga hatinya seorang muslim harus selalu wasapada terhadap terjangkitnya penyakit hati. PEnyakit hat sungguh berbahaya bagi kehidupannya.

4.      Roh = Seorang mukmin percaya bahwa manusia hidup karena roh yang ada dalam jasadnya. Akan tetapi bagaimana bentuk atau wujudnya itu bukanlah urusan manusia, karena Allah telah berfirman : Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh; katakanlah : Roh itu urusan Rabb ku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit."(Al Isra ;85).
           
            Selain kelebihan tersebut manusia sebagai mahluk ciptaan Allah juga harus menyadari kelemahannya. Kelemahan manusia berupa sifat yang melekat pada dirinya disebutkan Allah dalam Al-Qur'an, di antaranya adalah:

a.       Suka melampaui batas (Q.S. Yunus: 12),
b.      zalim (bengis, kejam, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, aniaya) dan mengingkari karunia (pemberian) Allah (Q.S. Ibrahim: 34)
c.       tergesa-gesa(Q.s.Al-Isra': 11),
d.      suka membantah (Q.s. Al-Kahfi :54)
e.       berkeluh kesah dankikir (Q.s. Al-Ma'arij: 19-21)
f.       ingkar dan tidak berterima kasih (Q.s. A1-'Adiyat: 6).



·         FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA

            Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain. Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah :

1.      Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)
            Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2.      Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)
            Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.
3.      Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
            Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

·         TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH

1.      Manusia Sebagai Khalifah Allah
Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusiadimuka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Dengan ini manusia berkewajipan menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah.
 Firman Allah SWT :


Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.” (Al-Baqarah:30)

            Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang paling istimewa.

Firman Allah SWT :

Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.” (Al-Ahzab: 72)

Ø  Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri: (1)  menuntut ilmu pengetahuan (Q.S.al-Nahl: 43), karena manusia itu adalah makhluk yang dapat dan harus dididik/diajar (Q.S. al-Baqarah: 31) dan yang mampu mendi­dik/mengajar (Q.S. Ali Imran: 187, al-An’am: 51); (2) menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan (Q.S. al-Tahrim: 6) termasuk di dalamnya adalah menjaga dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan makanan yang halal dan sebagainya; dan (3) menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.

Ø  Tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga, meliputi tugas membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera atau keluarga sakinah dan mawaddah wa rahmah/cinta kasih (Q.S. ar-Rum: 21) dengan jalan menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai suami-isteri atau ayah-ibu dalam rumah tangga.

Ø  Tugas kekhalifahan dalam masyarakat: (1) mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Q.S. al-Hujurat: 10 dan 13, al-Anfal: 46); (2) tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S. al-Maidah: 2); (3) menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S. al-Nisa’: 135); (4) bertanggung jawab terhadap amar ma^ruf nahi munkar (Q.S. Ali Imran: 104 dan 110); dan (5) berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk di dalamnya adalah para fakir dan miskin serta anak yatim (Q.S. al-Taubah: 60, al-Nisa’: 2), orang yang cacat tubuh (Q.S. ’Abasa: 1-11), orang yang berada di bawah penguasaan orang lain dan lain-lain.

Ø  tugas kekhalifahan terhadap alam (natur): (1) mengkulturkan natur (membudaya­kan alam), yakni alam yang tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia; (2) menaturkan kultur (mengalam­kan budaya), yakni budaya atau hasil karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi alam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya; dan (3) mengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus tetap komitmen dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-’alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan mene­mukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.

2.      Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba

            Disamping peran manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi yang memiliki kebebasan, dia juga sebagai hamba Allah (‘abdullah). Seorang hamba harus taat dan patuh kepada perintah Allah.
Makna yang esensial dari kata ‘abdun (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan. Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan mnusia hanya layak diberikan kepada Allah yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
            Tanggungjawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:

“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Tanggung jawab manusi terhadap allah swt adalah seperti berikut;

1.      Mengabdikan diri kepada Allah swt dengan beriman dan melakukan amal soleh mengikut syariat yang ditetapakan oleh agama melalui RasulNya.
2.      Melaksanakan amanah Allah swt memelihara dan mengawal agama Allah serta ajaran Allah swt seperti FirmanNya; Surah Al Ahzab; 72 :
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
3.      Melaksanakan amar makruf, nahi mungkar, iaitu sebagai khalifah Allah swt bertanggung jawab menyebarkan Islam, meninggikan kalimah Allah swt dan supaya manusia menjadi orang Islam. Firman Allah swt,:
 " Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam). Dan menyeru berbuat  kebaik, serta melarang dari kemungkaran (buruk dan keji ). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya." ( Surah Ali imran: 104)
4.      Menjaga kesucian agama, dengan menegakkan Islam dengan berdakwah dan melaksanakan syariat Islam  yang telah ditetapkan agama.
5.      Bertanggung jawab menjauh dan memelihara diri dan keluarga dari azab neraka.

Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan ‘abdun merupakan keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak pada nilai-nilau kebenaran.

PENUTUP
KESIMPULAN

            Manusia dapat didefinisikan menjadi beberapa arti, yaitu manusia merupakan makhluk yang sadar diri, manusia adalah makhluk yang idealis, manusia adalah makhluk moral. Manusia memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya, kelebihan yang paling menonjol yang dimiliki manusia adalah karena manusia memiliki akal pikiran dan hati yang tidak dimiliki seperti hewan. Manusia juga memiliki naluri yang mendorong kita untuk dapat berfikir dalam setiap tindakan yang telah kita buat, dengan memiliki naluri tersebut mendorong manusia menjadi makhluk yang bertanggung jawab. Allah menciptakan kita sebagai manusia dengan tujuan dapat beibadah kepada Allah SWT seperti yang dicantumkan di dalam surat ad-zariyat:56. Dengan cara apa kita beribadah? Yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya. Allah menciptakan manusia yang berperan sebagai khalifah di muka bumi untuk belajar, mengajarkan ilmu dan membudayakan ilmu. Jadi, Allah menciptakan manusia untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya karena manusia hidup didunia ini hanyalah sementara, kita akan kekal abadi di akherat nanti karena itu semua perbuatan yang manusia lakukan selama hidup akan dipertangung jawabkan nanti.

SARAN

            Sesungguhnya beruntunglah kita sebagi makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena kita dibekali oleh akal pikiran dan nafsu. Itu lah yang membedakan kita dengan makluk lainnya. Tujuannya agar setiap perilaku, sikap, dan tindakan kita dapat dipikirkan terlebih dahulu. Seperti, apa bila kita berkata itu akan menyakitkan bagi orang lain atau tidak? Perbuatan yang kita lakukan itu baik atau tidak dikerjakan. Tentunya kita mempunyai dasar dan panutan dalam bersikap yaitu Al-Qur’an dan Al-hadist agar setiap perbuatan kita tidak melenceng dari ajaran agama. Karena tujuan manusia hidup tentunya untuk mendapatkan kebahagian di akhirat kelak. Jangan lah kita menjadi manusia yang menyimpang dari ajaran agama dan selalu di Ridhoi oleh Allah SWT, Amin.


DAFTAR PUSTAKA
http://pasca.uin-malang.ac.id
http://al-quran.bahagia.us

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf karena comment yang masuk tidak dapat langsung ditampilkan, karena harus melalui comment moderation terlebih dahulu oleh saya, comment yang layak untuk ditampilkan akan saya tampilkan.. terima kasih..