Sabtu, 26 November 2011

pemimpin diktator

Hosni Mubarak

            Lahir pada tanggal 4 mei 1928 di Mesir, ia bergabung dengan Akademi Militer Mesir, lalu dilanjutkan dengan bergabung dengan Akademi Angkatan Udara, pada tahun 1981 Mohammad Hosni Mubarak dilantik sebagai Presiden Mesir menggantikan Presiden Anwar Sadat yang meninggal akibat penembakan.

            Pada era kepemimpinannya, Hosni Mubarak fokus kepada pertumbuhan ekonomi Negara Mesir dan beralih ke arah reformasi politik, Ia dikenal karena posisinya yang netral dalam Konflik Israel dan Palestina  dan sering menjadi negosiator antar kedua belah pihak.

            Ia selalu memenangkan pemilu selama 5 kali berturut-turut sehingga masyarakat Mesir mulai menganggap Hosni Mubarak sebagai diktator yang haus akan kekuasaan, Sama seperti yang sudah-sudah dimana Kepala Negara yang berkuasa lama pasti menginginkan menjadi nomor 1 di negaranya dan dapat dipastikan memiliki sifat hidup yang kurang baik seperti mempunyai kepentingan-kepentingan pribadi yang lebih tinggi daripada kepentingan rakyatnya sendiri.

            Dalam kepemimpinannya yang sudah lama, korupsi di pemerintahannya semakin menjadi-jadi, kesenjangan sosial membuat rakyat murka dan mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut Presiden Hosni Mubarak untuk mundur/ turun dari kursi pemerintahannya saat ini, lalu pada tanggal 12 Februari 2011 ia turun dari jabatannya sebagai Presiden Mesir.

Nasib tragis yang dialami Hosni Mubarak mengajarkan kepada kita betapa kekuasaan itu hanyalah sebuah amanah. Ketika kekuasaan itu datang kepada kita, amanah itu harus dijalankan sebaik-baiknya. Jangan kemudian kekuasaan itu membuat kita lupa diri.

Kekuasaan sepenuhnya harus ditujukan untuk pengabdian kepada rakyat. Kehormatan yang diberikan rakyat merupakan penghargaan yang paling tinggi dan tidak bisa dinilai dengan apa pun.


KEPEMIMPINAN


Syahsoza Puji (16110776)
2Ka24


Tugas Teori Organisasi Umum 1


KEPEMIMPINAN

1.   PENDAHULUAN

            Pemimpin adalah sosok yang di percaya untuk memimpin, Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pada khakikatnya Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Contoh dalam dunia keluarga ayah adalah seorang pemimpin keluarganya Untuk menciptakan kondisi kehidupan keluarga yang harmonis. Dalam dunia bisnis, pendidikan, Negara dan lmasih banyak lagi juga memerlukan sosok pemimpin yang tepat untuk tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja .

            Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, dayapersuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :

  1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
  2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
  3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
  4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
  5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

2.    TEORI

             Terlebih dahulu saya akan membahas mengenai definisi organisasi terlebih dahulu. Kata organisasi berasal dari bahasa yunani yaitu organon yang berarti alat. Sedangkan definisi organisasi itu sendiri adalah sekelompok manusia yang bekerja sama, dengan suatu perencanaan kerja dan peraturan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
ada 3 karakteristik yang dipunyai oleh sebuah organisasi, yaitu:

1. Tujuan jelas.
Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan yang jelas.Tujuan yang jelas ini terangkum di dalam visi dan misi sebuah organisasi. visi dan misi yang dipunyai oleh organisasi menjadi panduan untuk menjalankan roda kegiatan dari organisasi tersebut.
2. Struktur Organisasi.
Struktur yang dipunyai oleh setiap organisasi tidak semuanya sama. tergantung dari keperluan dan kesepakatan organisasi itu sendiri.
3. Orang.
keberhasilan sebuah organisasi tergantung dari orang-orang yang terlibat didalam organisasi tersebut. Organisasi yang tangguh dan terus hidup dalam jangka masa yang panjang memerlukan manajemen yang baik.

            Agar organisasi dapat berjalan dengan baik dan sukses harus mempunyai pemimpin yang tepat . Di zaman modern sekarang ini, seorang pemimpin sangat diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan karena keturunan dari seorang bangsawan atau bakat yang dibawanya sejak lahir. Tetapi perlu adanya pendidikan dan pengalaman sebagai bekal. Para ahli kepemimpinan telah memberikan berbagai defisini mengenai kepemimpinan, serta menghasilkan berbagai konsep dan teori kepemimpinan.


Teori pertama, berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk menjadi pemimpin; dengan kata lain ia mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi pemimpin. Menurut teori ini tidak setiap orang bisa menjadi pemimpin, hanya orang-orang yang mempunyai bakat dan pembawaan saja yang bisa menjadi pemimpin. Maka munculah istilah “leaders are borned not built”. Teori ini disebut teori genetis.
Teori kedua, mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin. Setiap orang bisa memimpi asal diberi kesempatan dan diberi pembinaan untuk menjadi pemimpin walaupun ia tidak mempunyai bakat atau pembawaan. Maka munculah istilah “leaders are built not borned”. Teori ini disebut teori social.
Teori ketiga, merupakan gabungan dari teori yang pertama dan yang kedua, ialah untuk menjadi seorang pemimpin perlu bakat dan bakat itu perlu dibina supaya berkembang. Kemungkinan untuk mengembangkan bakat ini tergantung kepada lingkungan, waktu dan keadaan. Teori ini disebut teori ekologis.
Teori keempat, disebut teori situasi. Menurut teori ini setiap orang bisa menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia mepunyai kelibihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu. Dalam situasi lain dimana kelebihan-kelebiahannya itu tidak diperlukan, ia tidak akan menjadi pemimpin, bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.


Teori lain dikemukakan oleh Kurt Lewin. Kurt Lewin mengklasifikasikan pemimpin dalam 3 tipe, yaitu:

1. Authoritarian Style
Dari tipe ini mempunyai karakteristik cepat mengambil keputusan, tegas, gamblang dan tanpa tedeng aling-aling dalam berbicara, dan bersifat otoriter didalam memimpin sehingga bawahan wajib menuruti apa yang diinginkan oleh seorang pemimpin pada tipe ini. Tipe kepemimpinan ini dimiliki oleh Soekarno dan Soeharto.
2. Democratic Style
Tipe ini mempunyai karakteristik memberi kesempatan kepada bawahan untuk memberi masukan kepada pemimpin, sehingga partisipasi dari bawahan menjadi faktor penting bagi seorang pemimpin didalam mengambil sebuah keputusan. Tipe pemimpin ini dimiliki oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
3. Laissez Faire Style
tipe pemimpin seperti ini lebih memberi kebebasan kepada bawahannya untuk mengerjakan dan mengambil semua keputusan yang diperlukan oleh seorang pemimpin. Pemimpin tipe ini lebih bersifat membiarkan bawahannya untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing dan diberi kewenangan secara bebas dan penuh. Tipe ini dimiliki oleh Megawati Soekarno Putri dan Gus Dur.

Tipe dan Gaya kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, watak dan kepribadian sendiri yang khas. Sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya pasti akan selalu mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.

Para tokoh sarjana membagi tipe kepemimpinan menjadi 8 :
1) Tipe kharismatik
2) Tipe paternalistic
3) Tipe militeristis
4) Tipe otokratis
5) Tipe Lousser Faire
6) Tipe Populistis
7) Tipe Administratif
8) Tipe Demokratis
W.J. Raddin dalam artikelnya what kind of manager menentukan watak dan tipe pemimpin atau tiga pola dasar, yaitu :
1. Berorientasikan tugas ( task orientation )
2. Berorientasikan hubungan kerja ( relationship orientation )
3. Berorientasikan hasil yang efektif ( effectives orientation )



 Syarat-Syarat Kepemimpinan
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 hal antara lain :
a. Kekuasaan
Ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
b. Kewibawaan
Ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu “mbawani” akan mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin dan tersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
c. Kemampuan
Yaitu : segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihidan kemampuan anggota biasa.
Stoq Dill dalam bukunya “Personal Factor Associated With Leadership” menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan yaitu :
Kapasitas, Pretasi, Tanggung jawab, Partisipasi, Status.


Dari beberapa kelebihan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan anggota-anggotanya.  Adab dengan kelebihan-kelebihan tersebut dia bisa berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya dan yang paling lebih utama adalah kelebihan moral dan akhlak.


Teori-teori dalam kepemimpinan
 a) Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.

 c) Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.


3.    PEMBAHASAN.


Dari berbagai definisi dan tipe mengenai kepemimpinan dan organisasi, ada 4 hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi, yaitu:
1. Pengaruh.
Pengaruh memberi peranan sangat penting bagi seorang pemimpin. pengaruh memberi kekuatan kepada seorang pemimpin dalam menjalankan roda organisasi. Tanpa pengaruh bagaimana mungkin seorang pemimpin bisa menjalankan organisasi seperti yang diinginkan. meskipun, pengaruh pemimpin ini bisa membawa implikasi yang negatif maupun positif, semua kembali kepada pemimpin tersebut.
2. Terus belajar.
Seorang pemimpin yang baik tidak pernah berhenti untuk belajar. Pengertian belajar disini bukan sekedar belajar dari buku, akan tetapi belajar dari berbagi banyak hal seperti belajar dari kesalahan, belajar untuk memahami bawahan, dan belajar dari berbagai hal tanpa henti.
3. Jujur.
Kenapa harus jujur?jujur menempati peringkat keperibadian tertinggi yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin, karena dari kejujuran akan membawa banyak implikasi terhadap kepribadian yang lain. seorang pemimpin yang jujur pastinya akan bertanggung jawab, akan lebih memahami bawahan, dan berbagai kepribadian positif yang berkaitan.
4. Kaderisasi.
Keberhasilan seorang pemimpin dilihat juga dari bagaimana dia mengkaderisasi anggotanya, karena tanpa kaderisasi tidak akan ada individu-individu yang melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan didalam organisasi tersebut.

                 “Tiap-tiap kamu adalah seorang pemimpin, dan tiap-tiap kamu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.(alqur’an)”
Dalam kutipan diatas jelas bahwa kita semua adalah pemimpin yang harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita. Setiap manusia punya kapabilitas untuk menjadi seorang pemimpin. Akan tetapi menjadi seorang pemimpin menurut saya memerlukan proses.

Sumber: